Minggu, 03 April 2011

Laporan Keuangan Sektor Publik

Laporan keuangan sector public merupakan representasi posisi keuangan dari transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas sector public. Tujuan umum pelaporan keuangan adalah untk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan arus kas dari suatu entitas yang berguna bagi sejmlah besar pemakai (wide range users) dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya yang dibutuhkan oleh suatu entitas dalam aktivitasnya untuk mencapai tujuan.

Secara spesifik, tjuan khusus pelaporan keuangan sector public adalah menyediakan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan, dan menunjukkan akuntabilitas entitas atas sumber daya yang dipercayakan, dengan cara :
  1. Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber alokasi, dan penggunaan sumber daya keuangan atau financial.
  2. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas mandanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya
  3. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas dalam pendanaan aktivitasnya dan memenuhi kewajiban serta komitmennya
  4. Menyediakan informasi mengenai kondisi financial suatu entitas dan perubahan didalamnya
  5. Menyediakan informasi agregat yang berguna untuk mengevaluasi kinerja entitas dalam hal bidang jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan.

KOMPONEN KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
Komponen laporan keuangan sector public yang lengkap meliputi :
  1. Laporan posisi keuangan
  2. Laporan kinerja keuangan
  3. Laporan perubahan aktiva/ekuitas netto
  4. Laporan arus kas
  5. Kebijakan akuntansi dan catatan atas laporan keuangan
Komponen laporan keuangan diatas dijadikan sebagai pedoman dalam pembuatan laporan keuangan sector public

A. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Laporan posisi keuangan, atau disebut juga dengan neraca ataupun laporan aktiva dan kewajiban adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi aktiva, hutang dan modal pemilik pada satu saat tertentu. Sevara minimum, laporan posisi keuangan harus memasukkan pos-pos yang menyajikan jumlah berikut :
  1. Properti, pabrik dan peralatan
  2. Aktiva-aktiva tak berwujud
  3. Aktiva-aktiva financial
  4. Investasi yang diperlukan dengan metode ekuitas
  5. Persediaan
  6. Pemulihan transaksi non pertukaran, termasuk pajak dan transfer
  7. Piutang dari transaksi pertukaran
  8. Kas dan setara kas
  9. Hutrang pajak dan transfer
  10. Hutang karana transaksi pertukaran
  11. Cadangan (provision)
  12. Kewajiban tidak lancer
  13. Pertisipasi minoritas, dan
  14. Aktiva/ekuitas neto

B. Laporan Kinerja Keuangan (Laporan Surplus/Devisit)
Laporan kinerja keuangan atau disebut dengan laporan pendapatan dan biaya, laporan rugi laba, laporan operasi, adalah laporan keuangan yang menyajikan pendapatan dan biaya selama satu periode tertentu.
Laporan kinerja keuangan minimal harus mencakup pos-pos lini berikut :
  1. Pendapatan dari aktivitas operasi
  2. Surplus atau devisit dari aktivitas operasi
  3. Biaya keuangan (biaya pinjaman)
  4. Surplus atau devisit neto saham asosiasi dan joint venture yang menggunakan metode ekuitas
  5. Surplus atau devisit dari aktivitas biasa
  6. Pos-pos luar biasa
  7. Saham partisipasi minoritas dari surplus atau devisit neto, dan
  8. Surplus atau devisit neto untuk suatu periode.

C. Laporan Perubahan Dalam Aktiva/Ekuitas Neto
Laporan perubahan aktiva/ekuitas neto dari suatu entitas daiantara dua tanggal pelaporan menggambarakan peningkatan atau penurunan kekayaan, bedasarkan prinsip pengukuran tertentu yang diadopsi dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Perubahan keseluruhan dalam aktiva atau ekuitas neto menyajikan total surplus/devisit neto untuk suatu periode, pendapatan dan biaya lainnya yang diakui secara langsung sebagai perubahan dalam aktiva/ekuitas neto dan setiap kontribusi oleh, dan kontribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik.
Laporan perubahan dalam aktiva/ekuitas neto ini paling tidak meliputi :
  1. Kontribusi oleh pemilik dan distribusi kepada pemili dalam kapasitanya sebagai pemilik
  2. Saldo untuk surplus dan devisit akumulasian pada awal periode dan pada tanggal pelaporan dan pergerakan selama periode
  3. Pengungkapan komponen aktiva/ekuitas neto secara terpisah, dan rekonsiliasi antara nilai tercatat dari setiap komponen aktova atau ekuitas neto pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan setiap perubahan.
D. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran dari kas selama satu periode tertentu. Penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasikan menurut kegiatan operasi, kegiatan pendanaan, dan kegiatan investasi. Informasi arus kas bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan karena menyediakan dasar taksiran kemampuan entitas untuk menghasilkan kas dan setara kas, dan kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut.

E. Kebijakan Akuntansi dan Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan laporan keuangan dari entitas harus:
  1. Menyediakan informasi mengenai dasar penyusunan laporan keuangan, dan kebijakan akuntansi spesifik yang dipilih serta menetapkan terhadap transaksi-transaksi dan peristiwa-peristiwa penting lainnya
  2. Mengungkapkan informasi yang diwajibkan oleh standar akuntansi keuangan sector public, yang tidak disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan kinerja keuangan, laporan arus kas, dan laporan perubahan aktiva/ekuitas neto, dan:
  3. Menyediakan informasi yang tidak disajikan pada laporan keuangan, namun persyaratan penyajian wajar tetap ditetapkan.

Kebiajakan akuntansi yang dapat dipertimbangkan oleh suatu entitas untuk disajikan meliputi, namun tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
  1. Pengakuan pendapatan
  2. Prinsip-prinsip konsolidasi, termasuk entitas pengendalian
  3. Investasi-investasi
  4. Pengakuan depresiasi/amortisasi aktiva berwujud dan tak berwujud
  5. Kapitalisasi biaya dan pengeluaran lain
  6. Persediaan yang dimiliki untuk dijual
  7. Aktiva bersyarat lain
  8. Kontrak-kontrak kontruksi
  9. Investasi property
  10. Instrument financial dan investasi
  11. Sewa guna usaha/lease
  12. Biaya penelitian dan pengembangan
  13. Persediaan untuk dikonsumsi
  14. Penyisihan
  15. Biaya manfaat pensun
  16. Penjabaran mata uang asing dan lindung nilai (hedging)
  17. Devinisi segmen-segmen dan dasar alokasi biaya antar segmen
  18. Akuntansi inflasi
  19. Hibah pemerintah.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
Analisis laporan keuangan dapat ditinjau dari ragam pelaporan yang ada, yaitu:
  • Laporan kinerja keuangan (Neraca)
  • Likuiditas pemerintah
  • Komposisi investasi
  • Kekayaan pemerintah
  • Komposisi kewajiban
  • Ravaluasi cadangan
  • Komposisi hutang pension
  • Laporan kinerja keuangan (surplus/devisit)
  • Efektifitas penarikan pajak
  • Tingkat pelanggaran peraturan keuangan
  • Komposisi pendapatan
  • Komposisi pengeluaran
  • Beban bunga pinjaman
  • Rugi surplus translasi keuangan
  • Laporan arus kas
  • Komposisi arus kas
  • Tingkat panarikan pajak baik indivisual, organisasi maupun produk
  • Komposisi pajak tidak langsung
  • Komposisi likuiditas pendapatan lain-lain
  • Komposisi pengeluaran kas
  • Komposisi pengeluaran investasi
  • Komposisi pencairan investasi
  • Komposisi likuiditas pertukaran mata uang

Selain menganalisis laporan keuangan, pengukuran kinerja perekonomian dapat dilakukan melalui beberapa indicator, yaitu:
I. Indikator pertumbuhan ekonomi
  1. Pendapatan nasional bruto per kapita
  2. Tingkat konsumsi per kapita
  3. Volume ekspor
  4. Harga-harga (tingkat inflasi
II. Indikator Structural
  1. Persentase tabungan domestic bruto terhadap pendapatan nasional bruto
  2. Persentase domestic bruto terhadap PNB
  3. Persentase barang-barang primer terhadap total ekspor
  4. Konsumsi energy per kapita
III. Indikator social
  1. Tingkat kematian
  2. Tingkat kematian bayi
  3. Konsumsi kalori per kapita
  4. Tingkat pendidikan dasar
  5. Tingkat pendidikan menengah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar