Negara adi kuasa tapi 20 persen penduduknya sakit jiwa. Inilah fakta terbaru tentang Amerika Serikat. Berdasarkan hasil penelitian yang dikeluarkan Badan Kesehatan Jiwa dan Penyalahgunaan Obat Amerika Serikat (SAMHSA), Kamis lalu, lebih dari 45 juta orang atau 20 persen penduduk di negara yang dipimpin Presiden Barack Obama itu menderita berbagai penyakit jiwa tahun lalu.
Dari jumlah itu, SAMHSA mengungkapkan, 11 juta orang menderita penyakit jiwa yang serius. Masih berdasarkan hasil survei itu, penyakit ini ternyata lebih banyak diderita anak muda berumur 18-25 tahun. Jumlahnya hingga 30 persen atau satu dari lima pemuda menderita penyakit jiwa. Tapi, yang lebih menyedihkan, sebagian besar penderita tidak mendapat pengobatan atau perawatan. Adapun penderita dari kelompok umur 50 tahun ke atas hanya berjumlah 13,7 persen.
Hasil penelitian ini sekaligus mengungkapkan bahwa jumlah penderita penyakit jiwa meningkat 19,5 persen pada 2009 dibanding tahun sebelumnya. Terungkap juga bahwa penyakit ini ternyata lebih banyak menghinggapi kaum Hawa, yakni 23,8 persen, dibanding laki-laki, yang hanya 15,6 persen.
Penyakit jiwa ini disebabkan oleh berbagai macam hal. Namun penyebab utama umumnya adalah depresi, terutama di kalangan penganggur. Di sisi lain, pengangguran berarti kehilangan asuransi kesehatan, menurut SAMHSA, sehingga penderita harus memperoleh pengobatan dan perawatan.
Petugas SAMHSA, Pamela Hyde, mengatakan, berdasarkan hasil penelitian, sejumlah penderita tidak memperoleh bantuan apa yang mereka perlukan, dan tak memiliki peluang mencegah penyakit tersebut. Menurut Hyde, jika penyakit ini dibiarkan, alias tidak diobati, akan menimbulkan berbagai macam masalah baru yang tidak hanya membawa dampak luar biasa bagi individu, tapi juga bagi masyarakat dan keluarga. Beberapa masalah yang bisa timbul adalah konflik keluarga, kehilangan efisiensi, bunuh diri, penyiksaan badan, dan kecacatan.
Lebih jauh, survei kesehatan jiwa yang diselenggarakan tahun lalu itu juga mengungkapkan catatan tingkat pengangguran, di mana 2009 merupakan tahun terjadinya pemutusan hubungan kerja besar-besaran yang disebabkan oleh melemahnya ekonomi. Survei itu juga memperlihatkan bahwa 6,1 juta pemuda yang sakit mental tahun lalu tidak mendapat perawatan, dan 42,5 persen dari mereka mengatakan hal ini karena mereka tak bisa mengusahakannya. Hanya 64 persen dari penderita berumur 18 tahun dan ke atas yang bisa terobati pada 2009, bandingkan dengan 71 persen pada tahun sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar